Haji atau Umrah Dulu? Memahami Prioritas Ibadah Bagi Muslim yang Mampu

Haji atau umrah dulu?

Haji atau umrah dulu ? Bagi setiap muslim yang telah mampu secara finansial dan fisik, ibadah haji merupakan rukun Islam kelima yang hukumnya wajib. Allah SWT menegaskan dalam surah Ali Imran ayat 97:

“Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah…”

Artinya, ketika seorang muslim telah memiliki kemampuan, maka haji menjadi kewajiban yang tidak boleh ditunda tanpa alasan syar’i. Sedangkan umrah adalah ibadah yang memiliki keutamaan besar, namun hukumnya sunnah muakkad menurut mayoritas ulama. Umrah dapat dilakukan kapan saja, berbeda dengan haji yang hanya bisa dilaksanakan pada bulan Dzulhijjah.

Namun, muncul pertanyaan yang sering ditanyakan banyak umat: “Mana yang harus dilakukan lebih dulu, haji atau umrah?”
Mari kita bahas dari sisi syariat, kondisi di Indonesia, dan pandangan ulama.

1. Haji: Ibadah Wajib bagi yang Mampu

Haji merupakan puncak ketaatan seorang muslim, karena menggabungkan ibadah fisik, mental, dan spiritual dalam satu perjalanan ke Baitullah. Bagi yang telah mampu, menunda haji tanpa alasan termasuk dosa besar.

Kemampuan dalam konteks ini mencakup tiga hal:

  • Mampu secara finansial, yakni cukup biaya untuk perjalanan dan kebutuhan keluarga yang ditinggalkan.
  • Mampu secara fisik dan mental, agar dapat menjalankan rangkaian manasik.
  • Mampu secara administratif, seperti memiliki paspor, visa, dan izin keberangkatan.

Oleh karena itu, bagi yang telah memenuhi ketiga aspek tersebut, haji wajib didahulukan dibanding ibadah umrah.

2. Umrah: Ibadah Sunnah yang Sarat Keutamaan

Meski tidak wajib, umrah memiliki keutamaan luar biasa. Rasulullah SAW bersabda:

“Umrah satu ke umrah yang lain menjadi penghapus dosa di antara keduanya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Umrah bisa dilakukan sepanjang tahun dan menjadi alternatif ibadah bagi muslim yang belum berkesempatan berhaji karena faktor antrean atau usia lanjut. Prosesnya juga lebih singkat dan biayanya lebih terjangkau dibanding haji reguler.

Di Indonesia, antrean haji bisa mencapai 20–30 tahun di beberapa daerah. Berdasarkan data Kementerian Agama RI (Kemenag), calon jamaah haji di DKI Jakarta yang mendaftar tahun 2025 diperkirakan baru berangkat sekitar tahun 2053.
Kondisi inilah yang membuat banyak muslim memilih umrah terlebih dahulu, sambil menunggu giliran haji tiba.

3. Pandangan Ulama: Boleh Umrah Sebelum Haji

Para ulama berbeda pendapat tentang urutan pelaksanaan haji dan umrah. Namun, tidak ada larangan melakukan umrah sebelum haji, sebagaimana riwayat sahih dari Ibnu Umar RA:

Ikrimah bin Khalid bertanya kepada Ibnu Umar tentang umrah sebelum haji, lalu ia menjawab: “Tidak mengapa, Nabi Muhammad SAW melaksanakan umrah sebelum haji.” (HR. Bukhari)

Artinya, umrah sebelum haji diperbolehkan, selama seseorang tetap berniat dan berkomitmen menunaikan haji saat sudah waktunya.

4. Realitas di Indonesia: Antrean Panjang dan Faktor Usia

Fenomena lama antrean haji membuat banyak jamaah lansia memilih menunaikan umrah lebih dahulu. Langkah ini dianggap wajar, karena umrah bisa menjadi latihan spiritual dan fisik menjelang haji di masa mendatang.

Selain itu, biaya umrah yang lebih terjangkau menjadi alasan logis bagi banyak keluarga. Umrah reguler biasanya berkisar antara Rp30–40 juta, sedangkan haji reguler bisa mencapai Rp90–120 juta per orang.

Meski demikian, para ulama dan Kemenag tetap mengingatkan bahwa niat utama seorang muslim adalah menunaikan haji ketika mampu. Umrah bukan pengganti haji, tetapi menjadi pelengkap ibadah yang menyempurnakan keimanan.

5. Haji atau Umrah Dulu: Tips Menentukan Prioritas:

Berikut panduan praktis bagi muslim yang ingin menentukan prioritas ibadah:

  1. Utamakan Haji jika Sudah Mampu
    Jika Anda memiliki kemampuan finansial, fisik, dan administratif, maka haji harus didahulukan karena hukumnya wajib.
  2. Pilih Umrah jika Antrean Haji Terlalu Panjang
    Umrah bisa menjadi alternatif sambil menunggu antrean haji yang lama. Ibadah ini melatih mental dan fisik agar lebih siap saat tiba waktu haji nanti.
  3. Perhatikan Usia dan Kesehatan
    Untuk jamaah lanjut usia, melakukan umrah terlebih dahulu dapat menjadi solusi agar tetap mendapat pengalaman spiritual tanpa beban fisik berat.
  4. Pastikan Niat Lillahita’ala
    Baik haji maupun umrah, niatkan semata karena Allah, bukan sekadar untuk status sosial atau tren perjalanan religi.
  5. Persiapkan Ilmu dan Mental
    Ikuti manasik dan pembekalan agar ibadah dilakukan dengan benar, sesuai tuntunan Rasulullah SAW.

6. Kesimpulan: Haji Adalah Kewajiban, Umrah Adalah Keutamaan

Secara hukum syariat, haji wajib bagi yang mampu, sedangkan umrah adalah sunnah yang sangat dianjurkan. Maka, prioritas utama adalah menunaikan haji terlebih dahulu.
Namun jika antrean panjang atau kondisi fisik tidak memungkinkan, umrah bisa menjadi langkah awal menuju haji.

Yang terpenting adalah menjaga niat, persiapan, dan kesungguhan dalam beribadah. Karena Allah tidak melihat urutan perjalanan, tetapi keikhlasan hati dan usaha seorang hamba dalam menjalankan perintah-Nya.

Semoga Allah memudahkan setiap langkah umat Islam untuk berkunjung ke Baitullah, baik melalui ibadah haji maupun umrah. Aamiin.

Antrean haji yang panjang bukan alasan untuk menunda panggilan Allah.
Yuk, rencanakan perjalanan hajimu sejak sekarang bersama Jelajah Bumi International. Kami siap mendampingi setiap langkah, dari persiapan manasik hingga tiba di Tanah Suci dengan layanan profesional dan penuh kehangatan.

Haji lebih nyaman, lebih tenang, lebih bermakna hanya bersama Jelajah Bumi International

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *