Thawaf : Makna, Tata Cara, dan Syarat Sah

thawaf

Thawaf merupakan salah satu rukun penting dalam ibadah haji dan umrah yang memiliki makna spiritual mendalam. Ibadah ini dilakukan dengan mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali sebagai bentuk pengagungan dan penghormatan kepada Allah SWT.

Lebih dari sekadar ritual fisik, simbol ketundukan total dan penghambaan. Setiap putaran mencerminkan perjalanan hidup manusia yang berpusat pada Allah satu-satunya tujuan sejati. Karena itu, penting bagi setiap jamaah untuk memahami makna, tata cara, dan syarat sah sesuai Sunnah Nabi Muhammad SAW, agar ibadah di Tanah Suci menjadi sempurna dan diterima.

Thawaf makna dalam Islam

Secara bahasa, berasal dari kata “طاف – يطوف” yang berarti mengelilingi atau mengitari sesuatu. Dalam konteks syariat, thawaf adalah mengelilingi Ka’bah tujuh kali putaran dengan niat ibadah kepada Allah SWT.

Allah SWT berfirman dalam Surah Al-Hajj ayat 29:

“Kemudian hendaklah mereka menghilangkan kotoran yang ada pada badan mereka dan hendaklah mereka memenuhi nazar-nazar mereka dan melakukan thawaf sekeliling rumah yang tua itu (Ka’bah).”

Ayat ini menjadi dasar hukum dalam Al-Qur’an, yang kemudian diperkuat oleh hadis dan ijmak ulama. Imam Syafi’i menegaskan bahwa thawaf termasuk rukun haji dan umrah, sehingga tanpa thawaf, ibadah tidak sah.

Makna filosofis. Mengelilingi Ka’bah melambangkan pusat kehidupan seorang Muslim, bahwa segala urusan dunia dan akhirat harus berputar di sekitar ketundukan kepada Allah SWT. Setiap langkah adalah dzikir, setiap putaran adalah doa, dan setiap gerakan adalah pengakuan bahwa hanya Allah yang menjadi pusat kehidupan.

Syarat Sah Thawaf Menurut Sunnah dan Fiqih

Agar thawaf dinilai sah dan diterima, terdapat beberapa syarat yang disepakati oleh para ulama berdasarkan Qur’an, hadis, ijmak, dan qiyas, antara lain:

1. Suci dari Hadats dan Najis

Seperti halnya shalat, thawaf tidak sah tanpa bersuci. Nabi SAW bersabda:

“Thawaf di sekitar Ka’bah itu seperti shalat, hanya saja Allah menghalalkan berbicara di dalamnya. Maka barang siapa berbicara, janganlah ia berkata kecuali yang baik.”

(HR. Tirmidzi dan Ahmad)

Hadis ini menjadi dasar ijmak ulama mensyaratkan wudhu dan kesucian pakaian serta tubuh dari najis.

2. Menutup Aurat

Baik laki-laki maupun perempuan wajib menutup aurat sebagaimana saat shalat. Rasulullah SAW bersabda:

“Allah tidak menerima shalat seorang wanita yang sudah baligh tanpa menutup auratnya.” (HR. Abu Daud)

Melalui qiyas (analogi hukum), para ulama menetapkan juga memerlukan adab menutup aurat karena statusnya setara dengan ibadah shalat.

3. Dilaksanakan di Sekitar Ka’bah

Thawaf harus dilakukan di area Masjidil Haram yang mengelilingi Ka’bah. Tidak sah dari luar area masjid. Para fuqaha berijmak bahwa jarak antara jamaah dan Ka’bah tidak boleh terlalu jauh, agar tetap disebut mengelilingi.

4. Ka’bah Berada di Sebelah Kiri Jamaah

Ini sesuai dengan sunnah Rasulullah SAW, sebagaimana diriwayatkan dari Jabir r.a:

“Rasulullah SAW ketika sampai di Mekah, beliau mendatangi Hajar Aswad, lalu menyentuhnya dengan tangan, kemudian bertakbir dan memulai thawaf dengan Ka’bah di sebelah kirinya.” (HR. Muslim)

5. Dimulai dari Hajar Aswad dan Berakhir di Hajar Aswad

Setiap putaran dimulai dan diakhiri di Hajar Aswad. Jika jamaah melewati garis tanpa niat mulai dari batu hitam, maka putaran tidak dihitung.

Tata Cara Thawaf yang Benar Sesuai Sunnah Rasulullah SAW

Berikut panduan langkah demi langkah thawaf yang benar, berdasarkan riwayat sahih dan mazhab Syafi’i:

1. Persiapan Sebelum Thawaf

  • Berpakaian ihram dengan niat ikhlas karena Allah.
  • Berwudhu dan menjaga kebersihan.
  • Perbarui niat thawaf dalam hati, bukan dengan ucapan lisan.

2. Memulai dari Hajar Aswad

Berdiri sejajar dengan Hajar Aswad dan membaca:

بِسْمِ اللهِ وَاللهُ أَكْبَرُ

“Bismillahi wallahu akbar.”

Jika memungkinkan, sentuh atau cium batu tersebut. Namun jika ramai, cukup berisyarat dengan tangan kanan seperti Rasulullah SAW lakukan (HR. Bukhari).

3. Berlari Kecil (Ramal) untuk Laki-laki

Pada tiga putaran pertama, bagi laki-laki disunnahkan berlari kecil (ramal), sedangkan empat putaran terakhir berjalan biasa. Hal ini berdasarkan hadis:

“Rasulullah SAW melakukan thawaf dengan berlari-lari kecil tiga kali putaran dan berjalan empat putaran.” (HR. Bukhari)

4. Membaca Dzikir dan Doa

Tidak ada doa wajib dalam thawaf, namun dianjurkan berdzikir dan berdoa dengan hati yang khusyuk. Antara Rukun Yamani dan Hajar Aswad, disunnahkan membaca:

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

“Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan peliharalah kami dari siksa neraka.” (QS. Al-Baqarah: 201)

5. Menjaga Adab dan Ketertiban

Hindari berdesakan atau berbicara keras. Ingat, thawaf adalah ibadah yang menyerupai shalat, maka adab, kesabaran, dan ketenangan sangat dijaga.

6. Shalat Sunnah di Belakang Maqam Ibrahim

Setelah tujuh putaran selesai, disunnahkan shalat dua rakaat di belakang Maqam Ibrahim, dengan membaca surat:

  • Rakaat pertama: Al-Fatihah dan Al-Kafirun
  • Rakaat kedua: Al-Fatihah dan Al-Ikhlas

Sebagaimana diriwayatkan dalam HR. Al-Bukhari:

“Nabi SAW thawaf di Baitullah, lalu shalat dua rakaat di belakang Maqam Ibrahim, kemudian meminum air zam-zam.”

7. Minum Air Zam-Zam

Setelah shalat, minumlah air zam-zam dengan niat keberkahan, sebab Rasulullah SAW bersabda:

“Air zam-zam sesuai dengan niat peminumnya.” (HR. Ibnu Majah)

Kesalahan Umum Saat Melakukan Thawaf

Beberapa kesalahan yang sering dilakukan jamaah dan perlu dihindari agar ibadah sah dan sempurna:

  1. Tidak berwudhu atau tidak menjaga kesucian.
  2. Melewati garis Hajar Aswad sebelum memulai putaran.
  3. Tidak menjadikan Ka’bah di sebelah kiri.
  4. Berdesakan dan mendorong jamaah lain.
  5. Berhenti di tengah thawaf untuk foto atau berbicara.

Kesalahan-kesalahan ini bisa mengurangi kesempurnaan bahkan membatalkan thawaf, tergantung tingkat pelanggarannya.

Thawaf bukan sekadar ritual mengelilingi Ka’bah, tetapi manifestasi pengabdian total kepada Allah SWT. Dengan mengikuti tata cara, syarat, dan adab sesuai Qur’an, hadis, ijmak, dan qiyas, jamaah akan mendapatkan pengalaman spiritual yang mendalam dan pahala berlimpah.

Setiap langkah thawaf adalah doa dan ketundukan, setiap putaran adalah ikrar kesetiaan kepada Sang Pencipta. Maka, lakukanlah thawaf dengan hati yang hadir, tubuh yang suci, dan niat yang tulus.

Ayo Wujudkan Ibadah Sempurna Bersama Jelajah Bumi International!

Ingin melaksanakan haji atau umrah sesuai tuntunan Rasulullah SAW?

Bersama Jelajah Bumi International, nikmati perjalanan spiritual yang nyaman, bimbingan ibadah dari ustaz berpengalaman, serta fasilitas eksklusif yang membuat thawaf dan ibadah lainnya penuh kekhusyukan.

Hubungi kami sekarang dan wujudkan panggilan Allah menuju Baitullah dengan langkah terbaik Anda.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *