
Menunaikan haji dan umrah bukan hanya soal melaksanakan manasik, tetapi juga menjaga etika dan adab selama berada di Tanah Suci. Ibadah ini memiliki nilai spiritual tinggi sehingga membutuhkan kesiapan hati, kesopanan dalam bersikap, dan pemahaman yang benar. Ulama menekankan bahwa adab yang baik akan menyempurnakan manasik dan menjadi sebab diterimanya ibadah. Artikel ini merangkum adab penting yang harus dijaga selama haji dan umrah berdasarkan Al-Qur’an, hadis sahih, dan praktik para salaf.
Menjaga Niat dan Keikhlasan
- Niat harus murni karena Allah SWT.
- Menghindari niat riya, pamer, atau mencari pujian.
Haji dan umrah adalah ibadah yang memiliki dampak sosial besar karena dilakukan secara terbuka. Karena itu, Rasulullah SAW mengingatkan bahwa setiap amal tergantung niatnya (HR. Bukhari & Muslim). Seorang jamaah harus memastikan bahwa tujuannya hanya untuk mencari keridaan Allah, bukan untuk popularitas atau alasan duniawi. Keikhlasan inilah yang menjadi kunci agar ibadah bernilai di sisi Allah.
Menjaga Lisan dan Perilaku Selama Ihram
- Tidak berkata kasar, bertengkar, atau mengucapkan rafats.
- Menahan emosi dan menjaga sikap.
Allah menegaskan dalam QS. Al-Baqarah:197 bahwa selama melakukan haji, tidak boleh melakukan rafats (ucapan keji), fusuq (maksiat), dan jidal (bertengkar). Karena itu, jamaah harus menjaga ketenangan, tidak mudah tersinggung, dan menghindari konflik meski sedang lelah. Akhlak yang lembut menjadi bagian dari kesempurnaan manasik.
Menunjukkan Kesabaran dalam Keramaian dan Antrian
- Tidak mudah marah meski kepadatan tinggi.
- Mengutamakan keselamatan jamaah lain.
Haji dan umrah melibatkan jutaan manusia dari berbagai negara. Situasi padat sangat mungkin terjadi di thawaf, sa’i, dan tempat melempar jumrah. Nabi SAW menekankan pentingnya tidak menyakiti sesama Muslim. Karena itu, sabar adalah kunci utama dalam menjalani setiap rangkaian ibadah. Mengalah, memberi jalan, dan tidak memaksakan diri adalah bagian dari adab yang terpuji.
Menjaga Kebersihan Diri dan Lingkungan
- Menjaga kebersihan tubuh dan pakaian.
- Tidak membuang sampah sembarangan.
Islam sangat menekankan kebersihan, sebagaimana hadis Nabi SAW, “Kebersihan itu bagian dari iman.” Menjaga area Masjidil Haram dan Masjid Nabawi tetap bersih adalah bentuk penghormatan terhadap tempat-tempat suci. Para ulama menjelaskan bahwa merusak fasilitas atau mengotori lingkungan bertentangan dengan tujuan syariat yang menjaga kemaslahatan dan kenyamanan jamaah.
Menghormati Tempat-Tempat Suci
- Menjaga adab di Masjidil Haram, Masjid Nabawi, Arafah, Muzdalifah, dan Mina.
- Tidak meninggikan suara atau membuat kegaduhan.
Tanah Haram adalah tempat yang sangat dimuliakan Allah. Dalam QS. Al-Hajj:32 ditegaskan bahwa memuliakan syiar-syiar Allah menunjukkan ketakwaan hati. Karena itu, jamaah harus menjaga ketenangan, tidak berbicara dengan suara keras, dan menghindari perilaku yang dapat mengganggu jamaah lain. Menghormati tempat suci adalah bagian dari penghormatan kepada Allah SWT.
Berpakaian Sopan dan Sesuai Syariat
- Memakai pakaian ihram sesuai ketentuan.
- Menjaga aurat dan kesopanan bagi laki-laki dan perempuan.
Ihram mengajarkan kesederhanaan dan kesetaraan. Laki-laki mengenakan dua helai kain tanpa jahitan, sementara perempuan mengenakan pakaian sopan yang menutup aurat. Ulama menjelaskan bahwa pakaian ihram melatih hati agar tidak bergantung pada kemegahan dunia. Kesopanan berpakaian juga mencegah fitnah dan mendukung kekhusyukan ibadah.
Tidak Mengganggu Jamaah Lain saat Berfoto atau Mengambil Konten
- Menghindari foto berlebihan di area ibadah.
- Tidak menghalangi jamaah lain demi konten pribadi.
Dalam era digital, sebagian jamaah tergoda mendokumentasikan setiap aktivitas. Meski tidak dilarang, para ulama menekankan bahwa hal ini tidak boleh mengganggu jalannya ibadah. Merekam thawaf, sa’i, atau Raudhah secara berlebihan dapat mengurangi kekhusyukan dan mengganggu jamaah lain. Adab utama adalah mendahulukan ibadah daripada konten.
Bertanya dengan Sopan dan Mengikuti Arahan Petugas
- Menghormati arahan petugas haji/umrah.
- Tidak memaksa atau membentak petugas.
Petugas haji maupun umrah bekerja untuk menjaga ketertiban dan keselamatan jamaah. Menghormati mereka merupakan bagian dari adab Islam. Rasulullah SAW mengajarkan untuk memudahkan urusan orang lain dan tidak mempersulit. Sikap kooperatif akan membuat perjalanan ibadah lebih lancar dan penuh berkah.
Etika dan adab memiliki peran penting dalam menyempurnakan haji dan umrah. Mulai dari niat yang ikhlas, menjaga lisan, bersabar, hingga menghormati tempat suci semua menjadi bagian dari nilai spiritual manasik. Dengan mengikuti tuntunan Al-Qur’an, hadis sahih, dan pandangan ulama, jamaah dapat merasakan perjalanan ibadah yang lebih khusyuk, tertib, dan penuh keberkahan. Adab yang baik bukan hanya memperindah amalan, tetapi juga mencerminkan akhlak seorang Muslim yang menghormati syiar Allah.
