Bilal bin Rabah Suara yang Mengguncang Makkah

Bilal bin  rabah

Bilal bin Rabah RA adalah salah satu sahabat paling mulia dalam sejarah Islam. Ia dikenal sebagai muazin pertama Nabi Muhammad SAW dan simbol keimanan yang teguh meskipun menghadapi penyiksaan berat di masa awal dakwah. Puncak kemuliaannya muncul saat peristiwa Fathu Makkah ketika suara lantang Bilal mengguncang seluruh Kota Makkah dan menandai kemenangan Islam yang penuh rahmat.

Kisah Bilal bin Rabah Sebelum Fathu Makkah

Bilal berasal dari Habasyah (Ethiopia) dan merupakan budak milik Umayyah bin Khalaf, seorang pemimpin Quraisy yang sangat membenci Islam. Ketika Bilal memeluk Islam, penyiksaan berat ia terima, termasuk ditindih batu besar di tengah terik panas Makkah.

Namun, Bilal tetap mengucapkan satu kalimat yang mengguncang tirani Quraisy:

“Ahad, Ahad.”

(Allah Yang Maha Esa)

Keteguhannya menjadi simbol kekuatan tauhid dalam sejarah dakwah Nabi Muhammad SAW.

Bilal Menjadi Muazin Pertama Nabi

Setelah Abu Bakar mengumumkan pembebasan Bilal, ia menjadi salah satu sahabat terdekat Rasulullah SAW. Nabi memilihnya sebagai muazin utama karena suaranya yang merdu dan keyakinannya yang kuat. Riwayat ini tercantum dalam banyak hadis sahih, termasuk dalam Sahih Bukhari.

Bilal mengumandangkan azan di Masjid Nabawi, membangunkan kaum Muslim untuk shalat Subuh, dan setia menjadi pengiring Rasulullah SAW dalam berbagai peperangan.

Fathu Makkah: Momen yang Menggetarkan Umat Islam

Pada tahun 8 Hijriah, Nabi Muhammad SAW bersama 10.000 pasukan memasuki Makkah tanpa peperangan besar sebuah pembebasan yang damai. Setelah Ka’bah dibersihkan dari ratusan berhala, Rasulullah memberikan perintah bersejarah:

“Wahai Bilal, naiklah ke atas Ka’bah dan kumandangkanlah azan.”

Riwayat ini disebutkan dalam Sunan al-Tirmidzi, Musnad Ahmad, dan berbagai kitab sirah yang kuat sanadnya.

Mengapa momen ini sangat mengguncang Makkah?

  1. Kaum Quraisy yang dulu menyiksa Bilal kini menyaksikannya meninggi di atas Ka’bah.
  2. Azan pertama setelah ratusan tahun kesyirikan menggema memenuhi lembah Makkah.
  3. Kemenangan Islam disempurnakan dengan suara ketauhidan, bukan pedang.

Ketika Bilal mengucapkan “Allahu Akbar”, banyak tokoh Quraisy menangis karena sadar bahwa kebenaran kini tampak nyata.

Bilal, Simbol Kesetaraan dalam Islam

Di antara momen paling menyentuh adalah ketika sebagian pembesar Quraisy berbisik meremehkan Bilal. Namun Allah menurunkan firman dalam QS. Al-Hujurat ayat 13, bahwa kemuliaan manusia tidak ditentukan oleh keturunan atau warna kulit, melainkan ketakwaan.

Bilal adalah bukti nyata bahwa:

  • Mantan budak dapat menjadi sosok yang paling mulia.
  • Suara seorang hamba yang dulu disiksa kini menjadi suara kemenangan Islam.
  • Islam menghapus kasta dan kesombongan jahiliyyah.

Kehidupan Bilal Setelah Wafatnya Nabi SAW

Ketika Rasulullah SAW wafat, hati Bilal hancur. Ia merasa tidak mampu lagi mengumandangkan azan tanpa kehadiran Nabi. Dengan izin Khalifah Abu Bakar, ia pindah ke Syam dan tetap berjuang dalam barisan kaum Muslim.

Pada suatu hari, Umar bin Khattab memohon agar Bilal azan kembali ketika ia berkunjung ke Madinah. Saat azan dikumandangkan, para sahabat menangis karena kerinduan kepada Rasulullah SAW.

Bilal wafat pada tahun 20 H (riwayat lain: 17 H), dimakamkan di Damaskus. Umat Islam mengenangnya sebagai muazin Rasulullah dan pahlawan pembebasan Makkah.

Teladan dari Bilal bin Rabah

Dari kisah agungnya, kita belajar:

  • Keteguhan iman mampu menaklukkan intimidasi apa pun.
  • Kesetiaan kepada Nabi adalah kehormatan terbesar.
  • Kemenangan Islam selalu diiringi akhlak mulia dan kasih sayang.
  • Tidak ada manusia yang mulia kecuali dengan ketakwaan, bukan nasab.

Bilal bin Rabah RA adalah sosok yang Allah muliakan melalui suaranya suara yang dulu disiksa, kemudian menjadi lantunan tauhid paling agung setelah Fathu Makkah. Kisahnya bukan hanya sejarah, tetapi inspirasi bahwa setiap insan memiliki kesempatan meraih kemuliaan melalui iman, kesabaran, dan ketulusan.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *