Jabal Rahmah: Tempat Bertemunya Nabi Adam dan Hawa di Padang Arafah

Jabal rahmah

Jabal Rahmah padang arafah adalah salah satu tempat paling bersejarah dan penuh makna spiritual di Tanah Suci. Terletak di kawasan Padang Arafah, sekitar 20 kilometer dari Makkah, gunung kecil ini dikenal sebagai lokasi pertemuan kembali Nabi Adam AS dan Siti Hawa setelah diturunkan ke bumi dari surga. Dalam bahasa Arab, Jabal Rahmah berarti “Gunung Kasih Sayang”, nama yang melambangkan cinta, pengampunan, dan rahmat Allah SWT kepada umat manusia.

Bagi jamaah haji dan umrah, Jabal Rahmah menjadi salah satu destinasi yang sarat makna. Tempat ini bukan sekadar situs sejarah, melainkan simbol pengharapan, doa, dan ketaatan kepada Allah.

Sejarah dan Makna Jabal Rahmah

Menurut riwayat para ulama dan kitab-kitab klasik, setelah Nabi Adam AS dan Siti Hawa diturunkan dari surga, keduanya terpisah di dua tempat yang berbeda. Nabi Adam berada di India, sedangkan Hawa berada di Jazirah Arab. Setelah bertahun-tahun berdoa dan memohon ampun kepada Allah, mereka akhirnya dipertemukan kembali di suatu tempat yang kini dikenal dengan nama Jabal Rahmah di Arafah.

Dalam Tafsir al-Qurthubi, disebutkan bahwa tempat ini menjadi simbol diterimanya taubat Nabi Adam AS. Hal ini juga sesuai dengan firman Allah SWT dalam Surah Al-Baqarah ayat 37:

فَتَلَقَّىٰٓ ءَادَمُ مِن رَّبِّهِۦ كَلِمَٰتٍۢ فَتَابَ عَلَيْهِ ۚ إِنَّهُۥ هُوَ ٱلتَّوَّابُ ٱلرَّحِيمُ

“Kemudian Adam menerima beberapa kalimat dari Tuhannya, maka Allah menerima taubatnya. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Baqarah: 37)

Dari ayat ini, para mufassir menjelaskan bahwa peristiwa tersebut menunjukkan kasih sayang Allah yang begitu besar kepada manusia. Jabal Rahmah pun menjadi lambang tempat dikabulkannya taubat dan rahmat bagi mereka yang datang dengan hati yang tulus.

Keutamaan dan Nilai Spiritual Jabal Rahmah

Secara khusus, tidak ada dalil syar’i yang memerintahkan umat Islam untuk beribadah atau berdoa di Jabal Rahmah secara khusus. Namun, Jabal Rahmah memiliki nilai historis dan simbolik yang tinggi, terutama karena lokasinya berada di Padang Arafah, tempat dilaksanakannya salah satu rukun haji yaitu wukuf di Arafah.

Rasulullah ﷺ bersabda:

“Al-Hajju ‘Arafah.”

“Haji itu (intinya adalah) wukuf di Arafah.”

(HR. Tirmidzi dan Abu Daud)

Artinya, setiap jamaah yang melaksanakan haji pasti akan berada di sekitar kawasan Jabal Rahmah pada hari Arafah. Di sinilah jutaan umat Islam berdoa, berzikir, dan memohon ampunan. Rasulullah ﷺ juga mengajarkan bahwa hari Arafah adalah saat di mana doa-doa sangat mustajab.

Hadis lain menyebutkan:

“Tidak ada hari yang lebih banyak Allah membebaskan hamba dari neraka selain hari Arafah.”

(HR. Muslim)

Perspektif Ulama: Ijmak dan Qiyas

Para ulama sepakat (ijmak) bahwa ziarah ke Jabal Rahmah tidak termasuk rukun maupun wajib haji, melainkan amalan mubah (diperbolehkan) selama tidak disertai keyakinan tertentu yang berlebihan. Berdasarkan qiyas (analogi hukum), amalan berdoa di tempat bersejarah seperti Jabal Rahmah dapat dianalogikan dengan berdoa di tempat-tempat mustajab lainnya selama niatnya semata-mata untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, bukan karena keyakinan pada keistimewaan fisik tempat tersebut.

Ibnu Taimiyah rahimahullah dalam Majmu’ al-Fatawa menjelaskan:

“Tidak mengapa seseorang berdoa di Jabal Rahmah atau tempat lain di Arafah, karena doa di Arafah secara umum memiliki keutamaan besar. Namun, tidak ada dalil khusus yang memerintahkan untuk naik ke puncaknya.”

Pendapat ini menunjukkan keseimbangan antara penghormatan terhadap nilai sejarah Jabal Rahmah dan pemahaman tauhid yang lurus dalam beribadah. Jabal Rahmah bukan hanya sekadar bukit batu di padang pasir. Ia adalah saksi cinta, kesabaran, dan pengampunan.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *