
Memasuki Masjidil Haram adalah momen penuh haru bagi setiap jamaah haji dan umrah. Di sinilah Ka’bah berdiri, kiblat seluruh umat Islam di dunia. Karena itu, memasuki masjid yang mulia ini memerlukan adab, tata cara, dan persiapan yang benar sesuai tuntunan syariat. Artikel ini akan membahas secara lengkap bagaimana cara memasuki Masjidil Haram, doa-doanya, serta penjelasan diseputar amalan yang dianjurkan. Panduan ini dibuat agar jamaah dapat menjalankan ibadah dengan khusyuk, nyaman, dan benar sejak langkah pertama di tanah suci.
1. Bersuci Sebelum Masuk Masjidil Haram
Hal paling utama sebelum memasuki Masjidil Haram adalah memastikan diri dalam keadaan suci dari hadas besar maupun kecil. Ini berlaku untuk seluruh jamaah, baik laki-laki maupun perempuan.
Bagi laki-laki, bersuci dilakukan dengan wudhu, dan jika diperlukan mandi junub jika masih memiliki hadas besar. Sementara bagi perempuan, syarat kesucian juga berlaku sama. Seorang wanita tidak diperbolehkan masuk ke Masjidil Haram ketika masih dalam keadaan haidh atau nifas, karena ia akan melaksanakan thawaf, dan thawaf tidak sah tanpa kesucian.
Menjaga kesucian bukan hanya syarat ibadah, tetapi juga bentuk penghormatan kepada tempat paling suci di muka bumi. Di Masjidil Haram, jutaan orang dari seluruh dunia berkumpul dalam keadaan yang sama-sama suci untuk beribadah. Oleh karena itu, mempersiapkan diri sebelum masuk adalah bagian dari adab yang sangat dianjurkan.
2. Masuk Masjid dengan Kaki Kanan dan Membaca Doa
Setelah bersuci, jamaah dianjurkan untuk memasuki Masjidil Haram dengan kaki kanan, sebagaimana adab masuk masjid pada umumnya. Meskipun Masjidil Haram memiliki keutamaan yang lebih tinggi, namun adab ini berlaku di seluruh masjid di dunia.
Ketika kaki kanan melangkah, bacalah doa berikut:
Doa Masuk Masjid
بِسْمِ اللهِ، وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى رَسُوْلِ اللهِ، اَللّٰهُمَّ افْتَحْ لِيْ أَبْوَابَ رَحْمَتِكَ
“Dengan nama Allah, semoga shalawat dan salam tercurahkan kepada Rasulullah. Ya Allah, bukalah pintu-pintu rahmat-Mu untukku.”
Doa ini merupakan permohonan kepada Allah agar Dia membukakan pintu rahmat dan kemudahan bagi siapa saja yang memasuki rumah-Nya. Jamaah yang memasuki masjid dengan doa dan adab, insyaaAllah akan merasakan ketenangan dan kekhusyukan sejak langkah pertama.
Doa Tambahan yang Juga Bisa Dibaca
Beberapa ulama juga menganjurkan doa tambahan berikut sebagai perlindungan dari godaan setan:
أَعُوْذُ بِاللهِ الْعَظِيْمِ، وَبِوَجْهِهِ الْكَرِيْمِ، وَسُلْطَانِهِ الْقَدِيْمِ، مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ
“Aku berlindung kepada Allah Yang Maha Agung, dengan wajah-Nya yang Mulia dan kekuasaan-Nya yang abadi, dari godaan syaitan yang terkutuk.”
Dengan membaca doa ini, jamaah memohon keselamatan dan perlindungan ketika memasuki area masjid yang sangat sakral.
3. Doa Ketika Pertama Kali Melihat Ka’bah
Momen pertama kali melihat Ka’bah adalah salah satu pengalaman paling menggetarkan jiwa dalam perjalanan haji dan umrah. Banyak jamaah yang tidak dapat menahan air mata ketika berhadapan dengan rumah Allah untuk pertama kalinya. Pada saat inilah dianjurkan untuk mengangkat kedua tangan dan membaca doa:
Doa Melihat Ka’bah
اَللّٰهُمَّ أَنْتَ السَّلَامُ وَمِنْكَ السَّلَامُ، فَحَيِّنَا رَبَّنَا بِالسَّلَامِ
“Ya Allah, Engkau adalah Mahasejahtera, dan dari-Mu datangnya kesejahteraan. Hidupkanlah kami, wahai Tuhan kami, dalam kesejahteraan.”
Doa ini dibaca sebagaimana yang dilakukan oleh Umar bin al-Khathab رضي الله عنه. Dengan doa ini, jamaah memohon ketenangan, keselamatan, dan keberkahan selama berada di tanah suci.
Beberapa ulama juga membolehkan jamaah untuk berdoa sesuai hajat masing-masing, karena waktu pertama kali melihat Ka’bah adalah momen mustajab doa.
4. Tidak Mengerjakan Shalat Tahiyyatul Masjid Ketika Sedang Ihram
Dalam keadaan biasa, setiap kali memasuki masjid dianjurkan melaksanakan shalat sunnah Tahiyyatul Masjid, yaitu dua rakaat sebagai penghormatan kepada masjid. Namun, untuk Masjidil Haram, ada pengecualian khusus ketika jamaah sedang memulai rangkaian umrah.
Jika jamaah sudah dalam keadaan ihram dan masuk ke Masjidil Haram, maka tidak perlu melakukan shalat Tahiyyatul Masjid. Mengapa? Karena penghormatan bagi Masjidil Haram adalah dengan melaksanakan thawaf, bukan dengan shalat sunnah.
Situasinya seperti ini:
- Jika jamaah memasuki masjid dan waktu shalat fardhu belum tiba, maka langsung menuju area thawaf dan memulai thawaf umrah.
- Namun jika jamaah masuk ketika shalat fardhu segera dilaksanakan, maka jamaah boleh ikut shalat fardhu terlebih dahulu, kemudian melanjutkan thawaf setelahnya.
Ini adalah salah satu perbedaan adab di Masjidil Haram dibanding masjid-masjid lainnya.
5. Menjaga Adab dan Sikap Saat Memasuki Masjidil Haram
Selain doa dan tata cara di atas, jamaah juga dianjurkan untuk selalu menjaga sikap saat memasuki ataupun berada di dalam masjid. Beberapa adab yang penting adalah:
Menundukkan pandangan ketika pertama kali masuk
Agar momen melihat Ka’bah pertama kali terasa penuh kesadaran dan kekhusyukan.
Tidak berdesakan
Masjidil Haram sangat ramai, terutama pada musim haji. Jamaah dianjurkan untuk tetap sabar dan tidak memaksakan diri.
Menghindari foto berlebihan
Gunakan waktu di Masjidil Haram untuk beribadah, bukan sesi foto. Fokus pada ketenangan ibadah.
Menjaga kebersihan dan ketertiban
Lingkungan suci ini harus dijaga oleh seluruh jamaah.
6. Keutamaan Masjidil Haram yang Perlu Diketahui
Dengan memahami tata cara masuk Masjidil Haram, jamaah akan lebih menghargai keutamaan tempat ini. Dalam sebuah hadis disebutkan bahwa:
“Shalat di Masjidil Haram lebih utama daripada seratus ribu shalat di masjid lain.”
Keutamaan ini menunjukkan betapa besar nilai ibadah di tempat ini. Karena itu, setiap langkah menuju masjid pun sebaiknya dilakukan dengan penuh adab dan kesadaran spiritual.
Memasuki Masjidil Haram bukan hanya sekadar melangkah ke sebuah bangunan megah, tetapi sebuah perjalanan spiritual yang membutuhkan persiapan lahir dan batin. Mulai dari bersuci, membaca doa masuk masjid, doa melihat Ka’bah, hingga memahami kapan harus thawaf dan kapan boleh shalat terlebih dahulu semuanya memiliki tuntunan yang jelas dalam syariat.
Dengan mengikuti panduan ini, insyaaAllah jamaah dapat menjalankan ibadah dengan lebih tenang, benar, dan penuh keberkahan. Semoga Allah menerima setiap langkah kita di tanah suci. Aamiin
