
Haji dan umrah adalah salah satu ibadah yang paling mulia dalam Islam. Keduanya menjadi sarana taqarrub (pendekatan diri) kepada Allah yang paling afdhal. Dengan ibadah ini, Allah mengangkat derajat hamba-hamba-Nya. Rasulullah ﷺ pun menganjurkannya, baik dengan ucapan maupun perbuatan.
Di bawah ini adalah berbagai keutamaan haji dan umrah berdasarkan hadits-hadits shahih, yang penting untuk dipahami setiap muslim yang ingin menyempurnakan ibadahnya.
1) Kembali ke Fitrah
Nabi ﷺ bersabda:
«مَنْ حَجَّ هَذَا الْبَيْتَ فَلَمْ يَرْفُثْ وَلَمْ يَفْسُقْ، رَجَعَ كَيَوْمِ وَلَدَتْهُ أُمُّهُ»
“Barang siapa mengerjakan ibadah haji ke rumah ini (Baitullah, Ka’bah yang mulia), lantas dia tidak rafats (berkata kotor, berbuat apa yang membawa kepada persetubuhan, atau bersetubuh saat berihram) dan tidak berbuat kefasikan (bermaksiat atau mencaci maki), maka dia akan kembali sebagaimana baru dilahirkan oleh ibunya.”
Keutamaan ini menunjukkan bahwa haji dapat membersihkan dosa-dosa selama seseorang menjaganya dari perbuatan tercela.
2) Sebagai Pelebur Dosa
Nabi ﷺ bersabda:
«الْعُمْرَةُ إِلَى الْعُمْرَةِ كَفَّارَةٌ لِمَا بَيْنَهُمَا، وَالْحَجُّ الْمَبْرُورُ لَيْسَ لَهُ جَزَاءٌ إِلَّا الْجَنَّةُ»
“Umrah yang disusul umrah berikutnya adalah pelebur dosa (yang dikerjakan) di antara keduanya, dan haji yang mabrur tiada balasan baginya selain Surga.”
Keutamaan ini menegaskan bahwa umrah berulang kali menjadi pembersih dosa-dosa ringan di antara pelaksanaannya, sementara haji mabrur mendapat balasan terbesar berupa surga.
3) Menghapuskan Dosa-Dosa Sebelumnya
Rasulullah ﷺ bersabda:
«أَمَا عَلِمْتَ أَنَّ الْإِسْلَامَ يَهْدِمُ مَا كَانَ قَبْلَهُ؟ وَأَنَّ الْهِجْرَةَ تَهْدِمُ مَا كَانَ قَبْلَهَا؟ وَأَنَّ الْحَجَّ يَهْدِمُ مَا كَانَ قَبْلَهُ؟»
“…Tidakkah engkau ketahui bahwasanya Islam menghapus dosa-dosa sebelumnya, hijrah (dari Makkah ke Madinah) menghapus dosa-dosa sebelumnya, dan bahwa haji pun menghapus dosa-dosa sebelumnya?”
Hal ini menunjukkan betapa besarnya kedudukan haji sebagai pembersih total dari dosa-dosa masa lalu.
4) Melenyapkan Kefakiran dan Kemiskinan
Nabi ﷺ bersabda:
«تَابِعُوا بَيْنَ الْحَجِّ وَالْعُمْرَةِ، فَإِنَّهُمَا يَنْفِيَانِ الْفَقْرَ وَالذُّنُوبَ كَمَا يَنْفِي الْكِيرُ خَبَثَ الْحَدِيدِ وَالذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ، وَلَيْسَ لِلْحَجَّةِ الْمَبْرُورَةِ ثَوَابٌ دُونَ الْجَنَّةِ»
“Laksanakanlah haji dan umrah secara berurutan, karena keduanya melenyapkan kefakiran dan dosa sebagaimana alat peniup api menghilangkan kotoran besi, emas, dan perak. Dan tidak ada balasan bagi haji yang mabrur selain Surga.”
Keutamaan ini sering dirasakan oleh para jamaah yang selepas berhaji atau umrah mendapat kelapangan rezeki dan keberkahan hidup.
5) Haji dan Umrah adalah Jihad bagi Para Wanita
Aisyah radhiyallahu ‘anha bertanya kepada Rasulullah ﷺ,
“Wahai Rasulullah, apakah wanita wajib berjihad?”
Beliau menjawab:
“Mereka wajib jihad yang tiada peperangan di dalamnya, yaitu haji dan umrah.”
Hadits ini menunjukkan bahwa bagi wanita, haji dan umrah adalah bentuk jihad yang paling utama.
6) Orang yang Berhaji dan Berumrah adalah Tamu Allah
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Tamu Allah ada tiga: orang yang berperang di jalan Allah, orang yang menunaikan haji, dan orang yang berumrah.”
Julukan “tamu Allah” menunjukkan betapa mulianya kedudukan mereka yang menunaikan ibadah ini.
7) Doa Orang yang Berhaji dan Umrah Dikabulkan Allah
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Orang yang berperang di jalan Allah, orang yang menunaikan ibadah haji, dan orang yang melaksanakan umrah, mereka adalah para tamu Allah. Dia memanggil mereka, mereka pun menjawab (panggilan)-Nya. Dan mereka memohon kepada-Nya, maka Dia pun memberikan kepada mereka.”
Ini adalah motivasi besar bagi setiap muslim yang ingin berdoa di tanah suci agar permohonannya dikabulkan.
8) Meninggal Dunia Ketika Pergi Haji atau Umrah Mendapat Pahala Hingga Kiamat
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Barangsiapa keluar untuk menunaikan ibadah haji, lalu ia meninggal dunia, niscaya dicatat baginya pahala orang yang berhaji sampai hari kiamat. Barangsiapa yang keluar untuk berumrah lalu ia meninggal dunia, niscaya dicatat baginya pahala orang yang berumrah sampai hari kiamat.”
Betapa besar karunia Allah untuk para hamba yang wafat dalam perjalanan ibadah yang mulia ini.
9) Orang yang Meninggal dalam Keadaan Ihram Akan Dibangkitkan dengan Membaca Talbiyah
Diriwayatkan bahwa seorang laki-laki pernah ikut haji bersama Nabi ﷺ. Ia terjatuh dari unta hingga lehernya patah dan ia meninggal dunia dalam keadaan ihram. Maka Rasulullah ﷺ bersabda:
“Mandikanlah dia dengan air dan daun bidara serta kafanilah dia pada dua lembar kain ihramnya. Jangan pula kalian menutup kepalanya, karena sesungguhnya pada hari kiamat ia akan dibangkitkan sambil membaca talbiyah.”
Keutamaan ini menunjukkan kemuliaan khusus bagi mereka yang wafat dalam ibadah haji.
10) Pahala Nafkah untuk Haji dan Umrah Sangat Besar
Rasulullah ﷺ pernah bersabda kepada Ummul Mukminin Aisyah ketika beliau menunaikan umrah:
“Sesungguhnya pahalamu sesuai dengan kadar kepayahanmu dan nafkahmu.”
“Sesungguhnya pahalamu dalam umrahmu sesuai dengan kadar nafkahmu.”
Semakin besar pengorbanan, usaha, dan pengeluaran seseorang dalam ibadah haji dan umrah, maka semakin besar pula pahala yang Allah siapkan.
11) Umrah di Bulan Ramadan Setara dengan Haji
Berdasarkan hadits Abdullah bin Abbas, Nabi ﷺ bersabda:
“Umrah pada bulan Ramadan pahalanya menyamai pahala haji bersamaku.”
Keutamaan ini menunjukkan betapa agungnya ibadah umrah yang dikerjakan di bulan Ramadan.
Itulah sejumlah keutamaan atau fadhilah ibadah haji dan umrah yang dapat dirangkum dari hadits-hadits shahih dan hasan. Keutamaan-keutamaan ini menjadi motivasi besar bagi setiap muslim untuk melaksanakan haji dan umrah dengan penuh keikhlasan, persiapan yang matang, dan niat untuk mendekatkan diri kepada Allah ﷻ.
