
Mempersiapkan Ketaatan Pertama
Menunaikan ibadah Umrah untuk pertama kalinya adalah momen spiritual yang tak terlupakan. Perasaan haru, bahagia, dan harap untuk diampuni dosa berkumpul di Baitullah. Namun, karena perbedaan budaya, bahasa, dan fokus ibadah, jemaah yang baru pertama kali (disebut juga first timer) seringkali tanpa sengaja melakukan kekeliruan, mulai dari yang sekadar mengurangi kesempurnaan hingga yang berpotensi membatalkan ibadah.
Berikut adalah 7 kesalahan fatal yang paling sering dilakukan jemaah Umrah pemula dan cara menghindarinya, agar ibadah Anda sempurna (maqbulah).
1. Kesalahan Fatal Terkait Niat dan Miqat
Masalah: Mengabaikan Batasan Miqat
Miqat adalah batas waktu dan tempat yang telah ditentukan untuk memulai niat ihram. Kesalahan umum adalah menunda niat ihram hingga sudah berada di hotel Mekah, padahal mereka melewati Miqat tanpa berihram. Jika jemaah terbang langsung dari Indonesia ke Jeddah atau Madinah, Miqat harus diambil di:
- Penerbangan Langsung ke Jeddah: Niat harus diucapkan di atas pesawat saat melintasi zona Miqat (Qarnul Manazil/Yalamlam).
- Melalui Madinah: Miqat diambil di Bir Ali (Dzul Hulaifah) sebelum memasuki Mekah.
Solusi: Siapkan Diri Jauh-Jauh Hari
Kenakan pakaian ihram (sudah mandi, wudu, dan mengenakan wewangian) di resting area sebelum pesawat melintasi Miqat. Begitu pilot mengumumkan zona Miqat, ucapkan niat Umrah dengan tegas.
2. Kesalahan Fatal Terkait Larangan Ihram
Masalah: Melanggar Larangan Ihram
Banyak jemaah lupa atau mengabaikan larangan-larangan ihram, yang dapat menyebabkan dikenakannya Dam (denda). Larangan yang sering dilanggar meliputi:
- Menggunakan wewangian (parfum, sabun beraroma) pada pakaian, badan, atau makanan.
- Mencukur atau mencabut rambut/bulu (termasuk kumis dan janggut).
- Laki-laki menutup kepala atau perempuan menutup wajah (dengan cadar).
- Bersetubuh (ini adalah pelanggaran paling fatal yang bisa membatalkan Umrah).
Solusi: Pahami Dampak Larangan
Gunakan sabun dan sampo unscented (tanpa wewangian) sejak di asrama haji atau sebelum ihram. Jauhi cermin dan kebiasaan menyentuh kepala, agar tidak tergoda merapikan atau mencukur rambut.
3. Kesalahan Fatal Saat Pelaksanaan Tawaf
Masalah: Berdesak-desakan di Garis Start (Hajar Aswad)
Jemaah pemula sering berebut dan berdesak-desakan di sekitar Hajar Aswad (sudut Ka’bah tempat Tawaf dimulai) demi menciumnya atau sekadar melambaikan tangan. Hal ini menyebabkan cedera, mengganggu orang lain, dan berpotensi hilang fokus.
Solusi: Utamakan Kenyamanan dan Fokus
Melakukan Tawaf dengan nyaman dan khusyuk lebih utama daripada mencium Hajar Aswad. Cukup memberi isyarat tangan (melambaikan tangan) saat lurus dengan Hajar Aswad di awal setiap putaran, kemudian mencium tangan tersebut, tanpa perlu memaksakan diri maju ke depan.
4. Kesalahan Fatal Saat Pelaksanaan Sa’i
Masalah: Berlari Kencang Sepanjang Sa’i
Ritual Sa’i (berjalan antara Safa dan Marwah) meniru langkah Siti Hajar. Kesalahan terjadi ketika jemaah yang lemah fisik atau lansia mencoba berlari kencang (herwalah) di seluruh jalur Sa’i. Herwalah hanya disunnahkan bagi laki-laki dewasa di area tertentu yang ditandai lampu hijau.
Solusi: Sesuaikan Langkah dengan Kondisi Fisik
Bagi wanita, lansia, atau jemaah dengan kondisi fisik lemah, disunnahkan untuk berjalan biasa sepanjang jalur Safa dan Marwah, termasuk di antara pilar hijau. Laki-laki pun hanya dianjurkan berlari kecil di area hijau tersebut, dan berjalan kaki di area lainnya.
5. Kesalahan Fatal Saat Melakukan Tahalul
Masalah: Hanya Menggunting Sedikit Rambut
Tahalul (mencukur atau memotong rambut) adalah rukun Umrah yang menandakan berakhirnya ibadah. Kesalahan terbesar jemaah laki-laki adalah hanya menggunting dua atau tiga helai rambut saja.
Solusi: Mencukur Habis (Gundul) atau Meratakan
Bagi laki-laki, mencukur habis (gundul) adalah yang paling utama (afdal). Jika tidak ingin gundul, wajib memotong seluruh rambut secara merata (memendekkan). Bagi wanita, cukup memotong sepanjang satu ruas jari (sekitar 1-2 cm) dari ujung rambut. Memotong rambut secara tidak merata atau hanya beberapa helai tidak sah menurut jumhur ulama.
6. Kesalahan Fatal Terkait Waktu Ibadah
Masalah: Memaksakan Ibadah di Waktu Padat (Zahmah)
Jemaah pemula sering ingin Tawaf dan Umrah tepat setelah Subuh atau setelah Isya, yang merupakan waktu paling padat. Kepadatan ekstrem (zahmah) dapat menyebabkan sesak napas, saling dorong, dan menghilangkan kekhusyukan.
Solusi: Pilih Waktu yang Lebih Tenang
Manfaatkan waktu tengah malam (setelah pukul 00:00 hingga menjelang Subuh) atau sore hari menjelang Asar. Kepadatan di waktu-waktu ini cenderung lebih rendah, memungkinkan Anda Tawaf dan Sa’i dengan tenang dan khusyuk.
7. Kesalahan Fatal Terkait Niat Berulang Kali Umrah
Masalah: Berulang Kali Umrah Tanpa Jeda
Meskipun Umrah sangat dianjurkan, beberapa jemaah pemula salah memahami dan memaksakan diri melakukan Umrah berulang kali dalam sehari atau dua hari, dengan Miqat yang diambil dari Masjid Tan’im atau Ji’ranah. Hal ini berpotensi menyebabkan kelelahan ekstrem dan mengurangi fokus pada ibadah sunnah lainnya.
Solusi: Fokus pada Ibadah Kualitas
Daripada mengulang Umrah (yang hukumnya khilaf / diperselisihkan), lebih baik fokus pada memperbanyak Tawaf Sunnah, membaca Al-Qur’an, dan berdiam diri di Raudhah (Masjid Nabawi). Keutamaan beribadah di Masjidil Haram jauh lebih besar (100.000 kali) daripada Masjid lain di luar Mekah.
Utamakan Fiqh, Jaga Fisik
Umrah pertama Anda akan menjadi pengalaman yang luar biasa. Kunci untuk menghindari kesalahan fatal adalah mempelajari fiqh dasar Umrah sebelum berangkat dan menjaga kondisi fisik. Ingatlah bahwa tujuan utama adalah mendekatkan diri kepada Allah ﷻ dengan mengikuti sunnah Nabi ﷺ secara benar dan khusyuk.
