
Melaksanakan ibadah haji adalah impian setiap Muslim. Selain memenuhi rukun dan wajib haji, mengamalkan sunnah-sunnah haji adalah kunci untuk meraih predikat Haji Mabrur, yaitu haji yang diterima Allah Swt. dan tidak ada balasan lain selain surga.
Bagi jemaah asal Indonesia, yang sering kali memiliki keterbatasan waktu dan fisik, mengamalkan setiap sunnah mungkin terasa sulit. Namun, ada sepuluh sunnah haji yang paling mudah diterapkan dan dapat memaksimalkan pahala ibadah Anda.
1. Mandi Ihram (Mandi Sunnah Sebelum Berpakaian Ihram)
Sebelum mengenakan pakaian ihram dan berniat haji atau umrah, dianjurkan untuk mandi. Ini adalah sunnah yang sangat mudah dilakukan.
- Pentingnya: Mandi berfungsi membersihkan diri secara fisik, sebagai bentuk persiapan lahiriah dan batiniah untuk memulai ritual suci.
- Waktu Pelaksanaan: Tepat sebelum Anda berniat ihram di miqat atau di penginapan jika Anda melakukan ihram dari Makkah.
2. Menggunakan Minyak Wangi/Parfum Terbaik
Sebelum berniat ihram (setelah mandi sunnah), dianjurkan bagi laki-laki untuk memakai minyak wangi terbaik yang tidak beralkohol pada badan atau kepala (bukan pada pakaian ihram).
- Pentingnya: Menunjukkan kesucian dan perhatian terhadap kebersihan diri saat menghadap Allah Swt.
- Perhatian: Setelah niat ihram diucapkan, penggunaan wewangian dihentikan karena termasuk larangan ihram.
3. Memperbanyak Talbiyah
Talbiyah adalah ucapan: “Labbaik Allahumma Labbaik, Labbaika La Syarika Laka Labbaik, Innal Hamda Wan Ni’mata Laka Wal Mulk, La Syarika Lak.”
- Pentingnya: Mengucapkannya dengan suara lantang (bagi laki-laki) sejak niat ihram hingga melempar Jumrah Aqabah pada 10 Dzulhijjah adalah sunnah yang bernilai tinggi.
- Kemudahan: Dapat diucapkan kapan saja, saat berjalan, duduk, atau menunggu. Jemaah Indonesia yang berjalan berkelompok dapat mengucapkannya bersama-sama.
4. Salat Sunnah Dua Rakaat Setelah Tawaf (Salat Sunnah Tawaf)
Setelah menyelesaikan tujuh putaran Tawaf, sunnah untuk melaksanakan salat dua rakaat.
- Pentingnya: Walaupun boleh dilakukan di mana saja di Masjidil Haram, sunnah utama adalah melakukannya di belakang Maqam Ibrahim.
- Kemudahan: Lakukan segera setelah Tawaf, sebelum minum air zamzam.
5. Mempercepat Langkah Saat Sa’i (Hermal)
Dalam rangkaian Sa’i (berlari kecil antara Safa dan Marwah), terdapat area khusus yang ditandai dengan lampu hijau. Di area ini, jemaah laki-laki disunnahkan untuk berjalan cepat atau lari-lari kecil (hermal).
- Pentingnya: Meneladani gerakan Hajar yang berlari-lari kecil mencari air untuk putranya, Ismail alaihis salam.
- Perhatian: Bagi wanita, cukup berjalan seperti biasa. Lakukan dengan hati-hati agar tidak mengganggu jemaah lain.
6. Berzikir dan Berdoa di Atas Bukit Safa dan Marwah
Setiap kali sampai di puncak Bukit Safa dan Marwah, sunnah untuk menghadap Ka’bah, bertakbir, bertahlil, dan berzikir, kemudian berdoa.
- Pentingnya: Ini adalah waktu-waktu mustajab untuk berdoa. Manfaatkan kesempatan ini untuk memohon apa pun yang Anda inginkan.
- Kemudahan: Cukup hafalkan doa dan zikir sederhana atau ucapkan doa dalam bahasa Indonesia.
7. Mandi Sebelum Wukuf di Arafah
Seperti halnya mandi Ihram, sunnah untuk mandi sebelum melakukan Wukuf di Padang Arafah pada tanggal 9 Dzulhijjah.
- Pentingnya: Membersihkan diri sebelum memasuki puncak ibadah haji, di mana seluruh dosa diharapkan diampuni.
- Waktu Pelaksanaan: Pagi hari sebelum berangkat atau setelah tiba di Arafah.
8. Memperbanyak Doa dan Zikir Saat Wukuf
Wukuf adalah inti haji. Meskipun inti rukunnya adalah hadir, sunnah terbesar adalah memperbanyak zikir, membaca Al-Qur’an, dan berdoa dengan sungguh-sungguh.
- Pentingnya: Hari Arafah adalah hari di mana Allah paling banyak membebaskan hamba-Nya dari api neraka. Perbanyak doa Lailaha illallahu wahdahu la syarikalah, lahul mulku wa lahul hamdu, wa huwa ‘ala kulli syai-in qadir.
- Kemudahan: Fokuskan diri Anda untuk bermunajat dan berzikir, tinggalkan hal-hal yang tidak bermanfaat.
9. Mendahulukan Melempar Jumrah Aqabah
Pada 10 Dzulhijjah, setelah tiba di Mina dari Muzdalifah, jemaah disunnahkan untuk segera melempar Jumrah Aqabah (Jumrah yang paling dekat dengan Makkah) sebelum melakukan tahallul awal.
- Pentingnya: Melakukan pelemparan sesuai dengan waktu yang disunnahkan, yaitu setelah matahari terbit.
- Perhatian: Jemaah Indonesia sering mendapatkan jadwal pelemparan yang agak siang atau sore. Tetap usahakan sesuai jadwal kloter dan dahulukan Aqabah.
10. Mabit di Muzdalifah dengan Tenang
Sunnah yang satu ini dilakukan setelah Wukuf. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam berdiam (mabit) di Muzdalifah hingga terbit fajar, kemudian salat Subuh dan berzikir sebelum bertolak ke Mina.
- Pentingnya: Mengikuti tata cara Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wa sallam.
- Perhatian: Karena padatnya jemaah, kini ada skema mabit yang lebih cepat. Amalkan mabit sesuai arahan pembimbing dan usahakan berzikir serta beristirahat di sana.
Semoga panduan ini membantu jemaah Indonesia untuk melengkapi ibadah haji mereka dengan sunnah-sunnah Rasulullah dan meraih Haji Mabrur.
